
Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah mempertimbangkan pemecatan Gubernur Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Kevin Hassett, saat ditanya wartawan tentang kemungkinan pemecatan Powell oleh Trump, satu hari setelah Presiden AS itu menyerangnya Powell dengan menuduhnya “bermain politik”.
“Presiden dan timnya akan terus mempelajari masalah itu,” kata Kevin dilansir Channel News Asia (CNA), dikutip Minggu (20/4/2025).
Tuduhan Trump itu dilakukan karena Powell dianggap tidak memangkas suku bunga acuan Fed Fund Rate saat ekonomi AS tengah tertekan. Trump juga sempat menegaskan memiliki wewenang untuk mengusir Powell dari jabatannya “dengan sangat cepat”.
Namun, penting dicatat Presiden AS tidak memiliki kewenangan langsung untuk memecat Gubernur The Fed, tetapi Trump dapat memulai proses panjang untuk mencoba melengserkan Powell dengan membuktikan adanya “alasan” untuk melakukannya.
“Saya tidak senang dengannya. Saya sudah memberitahunya dan jika saya ingin dia keluar, dia akan segera keluar dari sana, percayalah,” kata Trump pada Kamis waktu setempat.
Powell dalam berbagai kesempatan sebetulnya telah mengungkapkan alasannya menahan suku bunga acuan FFR saat ini di level 4,25%-4,5%. Ia mengatakan, kebijakan tarif dagang Trump yang tinggi kepada mitra dagang utamanya dapat mengerek tekanan inflasi di AS yang masih di level tinggi, namun pada saat yang bersamaan turut menekankan pertumbuhan ekonomi.
Dilema tersebut, kata Powell, membuat The Fed kini tengah berada dalam posisi yang tidak menyenangkan, karena harus memilih antara mengatasi inflasi dan pengangguran, atau membiarkan pertumbuhan ekonomi terus terperosok.
Dilema ini tak dipedulikan oleh Trump, dia kerap kali kedapatan mengkritik kebijakan moneter Powell. Jay Powell sendiri awalnya menjadi gubernur The Fed setelah dinominasikan oleh Trump selama masa jabatan periode pertamanya sebagai Presiden AS.
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau IMF Kristalina Georgieva mengatakan minggu ini bahwa dengan melemahnya prospek global dalam menghadapi serangan tarif Trump, bank sentral seperti Fed perlu tetap tangkas dan kredibel, dan berlepas diri dari campur tangan politik.
Oleh sebab itu, rencana pemecatan Powell oleh Trump dianggap banyak pihak akan mendorong masalah ekonomi tambahan dengan potensi mengguncang pasar keuangan global. Apalagi, bila didasari pada pertimbangan Trump karena tak setuju dengan kebijakan moneter Powell.
“Kristalisasi tiba-tiba dari ancaman terhadap independensi Fed akan mengintensifkan tekanan pasar dan menggesernya ke arah stagflasi dengan peningkatan tajam risiko,” kata Wakil Ketua Firma Investasi Flibal, Evercore ISI, Krishna Guha dalam sebuah catatan.
Next Article Awas! Gara-Gara Trump, RI Bisa Banjir Produk China