Wacana dilarangnya sekolah-sekolah di Jawa Barat mengadakan study tour mengemuka baru-baru ini setelah Gubernur terpilih Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan itu di hadapan pejabat Pemerintah Jawa Barat. Momen tersebut dibagikan Dedi dalam YouTube-nya.
Terkait hal itu, anggota Komisi V DPRD Jawa Barat, Zaini Sofari mengatakan langkah itu dapat menekan hal-hal yang memberatkan bagi siswa. Sebab menurutnya sistem pendidikan yang ideal berangkat dari saling mengayomi.
“Jadi kan karena sistemnya mengayomi, ketika ada faktor-faktor yang memberatkan, itu harus dikikis, dihilangkan,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (12/2).
Dia tak memungkiri dalam kegiatan itu dapat memberi pengalaman dan pembelajaran bagi siswa, di sisi lain ada keuntungan buat pihak guru. Kendati begitu, dia menilai hal tersebut tak sebanding dengan potensi risiko yang ada dalam kegiatan tersebut.
“Mungkin di sana ada valuenya, misalnya keuntungan. Tapi itu tidak seberapa bila ada resiko-resiko di depannya,” katanya Ketua Fraksi PPP tersebut.
“Jadi kalau ada (wacana larangan study tour) hari ini dari gubernur terpilih, itu sebuah terobosan. Sebab, kan, orang mungkin sudah biasa study tour, jadi ini mendobrak, istilahnya pakem, ya perlu diapresiasi. Adapun nanti guru misalnya mau jalan-jalan, tinggal dicarikan ruang-ruang yang lainnya,” sambungnya.
Imbas ke Sektor Pariwisata Perlu Turut Diperhatikan
Zaini melanjutkan, dalam wacana larangan bagi sekolah mengadakan study tour, sektor pariwisata perlu turut diperhatikan. Sebab, sedikit banyak ini akan berimplikasi pada sektor tersebut.
“Sebab ini sedikit banyak akan berimplikasi salah satunya ke sektor pariwisata. Baik dari misalnya transportasi wisata, maupun destinasinya,” kata dia.
“Harus juga ikut dipikirkan agar pariwisata juga bisa tetap bergeliat,” lanjutnya.