
Jakarta, CNBC Indonesia – Kekerasan brutal kembali mengguncang negara bagian Benue di Nigeria tengah. Sedikitnya 100 orang dilaporkan tewas dalam serangan oleh kelompok bersenjata terhadap desa Yelewata sejak Jumat (13/6/2025) malam hingga Sabtu (14/6/2025).
Melalui pernyataan di platform media sosial X, Amnesty International menggambarkan serangan tersebut yang berlangsung dengan sangat kejam.
“Banyak orang masih dinyatakan hilang… puluhan lainnya terluka dan tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai. Banyak keluarga dikunci dan dibakar hidup-hidup di kamar tidur mereka,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Desa Yelewata terletak di wilayah Middle Belt Nigeria, sebuah zona rawan yang memisahkan wilayah mayoritas Muslim di utara dan mayoritas Kristen di selatan. Kawasan ini telah lama menjadi titik panas konflik agraria yang melibatkan petani dan penggembala, yang masing-masing berjuang untuk mempertahankan lahan pertanian dan padang penggembalaan bagi ternak mereka.
Serangan ini merupakan lanjutan dari serangkaian kekerasan yang terus meningkat di wilayah Benue. Bulan lalu, sedikitnya 42 orang dilaporkan tewas dalam serangan oleh kelompok yang diduga penggembala bersenjata di distrik Gwer West, masih di negara bagian yang sama.
Kekerasan di Benue dan wilayah sekitarnya telah berlangsung selama bertahun-tahun, dipicu oleh persaingan atas penggunaan lahan yang diperparah oleh ketegangan etnis dan agama. Menurut data lembaga riset SBM Intelligence, sejak 2019 lebih dari 500 nyawa telah melayang akibat konflik ini, dan sedikitnya 2,2 juta orang terpaksa mengungsi dari tempat tinggal mereka.
Sampai saat ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di Yelewata. Otoritas lokal maupun pusat belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden tersebut, sementara masyarakat korban masih dalam keadaan terguncang dan membutuhkan bantuan kemanusiaan mendesak.
Amnesty International Nigeria mendesak pemerintah Nigeria untuk segera bertindak dan menghentikan siklus kekerasan yang tak kunjung berakhir di wilayah tengah negara itu.
“Negara harus mengutamakan perlindungan warga sipil dan memastikan para pelaku kekerasan ini dibawa ke pengadilan. Ketiadaan keadilan selama ini hanya memperpanjang penderitaan masyarakat dan memperkuat impunitas,” tegas organisasi tersebut, dilansir Reuters.
Tragedi di Yelewata menambah panjang daftar serangan mematikan yang telah mendera Nigeria dalam beberapa tahun terakhir.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Saudara Menggila di Negara Muslim Ini, 65 Tewas dalam Sehari