Jakarta, CNBC Indonesia – Saham Hermes naik ke rekor tertinggi pada hari Jumat, (9/2/2024). Ini terjadi setelah pembuat tas mewah itu melaporkan penjualan yang lebih tinggi dari pesaingnya. Efeknya karyawan pun menikmati bonus dari kinerja kinclong meski dalam situasi global tak menentu.
Saham perusahaan dibuka 4,2% lebih tinggi setelah penjualan selama tiga bulan hingga akhir Desember berjumlah 3,36 miliar euro (Rp 56 triliun), naik 17,5% pada nilai tukar mata uang asing konstan. Ini juga melampaui ekspektasi pertumbuhan 14%, menurut perkiraan konsensus Visible Alpha.
Hermes telah menjadi salah satu pemain paling konsisten di industri barang mewah, termasuk ketika kondisi ekonomi memburuk. Ini dipercaya berkat desain klasik dan manajemen produksi serta stok yang sesuai.
Hermes juga memiliki penilaian lebih tinggi dibandingkan kelompok mewah pesaingnya. Rasio harga terhadap pendapatan 12 bulan menunjukkan angka 47,7, lebih tinggi dibanding pesaingnya, LVMH, yang berada di level 24.2
“Hermes bermain di liga yang berbeda,” kata analis JPM dalam sebuah catatan.
“Hermes hadir hari ini untuk menunjukkan, dalam pandangan kami, apa sebenarnya sesuatu yang tak hanya sekedar menjual barang.”
Hermes menaikkan harga sekitar 7% secara global tahun lalu untuk memperhitungkan biaya produksi yang lebih tinggi. Pengecualian berlaku di Amerika Serikat (AS), yang kenaikannya sekitar 3%, dan Jepang, yang harganya mencapai dua digit karena fluktuasi mata uang.
Label barang mewah Perancis ini kemudian mencatat pertumbuhan yang kuat di semua wilayah. Hermes juga menandai pertumbuhan dinamis di China, yang menjadi negara di mana para investor mengkhawatirkan pemulihan pasca Covid-19 yang terhambat.
Hermes mengatakan pihaknya akan memberikan bonus sebesar 4.000 euro kepada masing-masing lebih dari 22.000 karyawannya di seluruh dunia.
“Tidak ada gangguan dalam tren,” kata kepala eksekutif Hermes, Axel Dumas.
[Gambas:Video CNBC]
(hoi/hoi)