by admin admin No Comments

Jakarta, CNBC Indonesia – Perdana Menteri India Narendra Modi memberikan peringatan keras ke Pakistan pada Senin (12/5) waktu setempat. Ia mengatakan New Delhi akan menargetkan “tempat persembunyian teroris” di seberang perbatasan jika ada serangan baru terhadap India.

Modi juga menekankan India tak takut dengan ancaman nuklir dari Islamabad. Ini merupakan komentar publik pertama Modi sejak pasukan bersenjata India melancarkan serangan terhadap Pakistan pekan lalu.

Pernyataan Modi mencuat 2 hari pasca kedua negara kekuatan nuklir tersebut menyepakati gencatan senjata. Kesepakatan itu diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Gencatan senjata dicapai setelah 4 hari baku tembak yang intens antara India dan Pakistan. Perang 2 negara tetangga yang sudah lama berkonflik tersebut dilaporkan telah menewaskan puluhan warga sipil.

Konfrontasi militer dimulai pada Rabu (7/5), ketika India mengatakan pihaknya melancarkan serangan terhadap 9 lokasi “infrastruktur teroris” di Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan. Serangan itu menyusul aksi terorisme terhadap wisatawan Hindu oleh militan Islam di Kashmir India pada bulan lalu yang menewaskan 26 orang.

Islamabad membantah adanya kaitan dengan serangan itu dan menyerukan penyelidikan yang netral.

“Jika terjadi serangan teroris di India, jawaban yang pantas akan diberikan sesuai dengan ketentuan kami,” kata Modi, dalam pidato yang disiarkan di televisi, dikutip dari Reuters, Selasa (13/5/2025).

“Dalam beberapa hari mendatang, kami akan mengukur setiap langkah Pakistan. India akan menyerang secara tepat dan cepat tempat persembunyian teroris yang berkembang bersamaan dengan ancaman nuklir [dari Pakistan],” katanya.

Modi menegaskan sikap India terhadap Pakistan. Ia menekankan bahwa teror dan perundingan tidak bisa berjalan bersamaan.

“Teror dan perdagangan tidak dapat berjalan bersamaan. Air dan darah tidak dapat mengalir bersamaan,” katanya, mengacu pada pakta pembagian air antara kedua negara yang ditangguhkan New Delhi.

Tidak ada tanggapan langsung atas komentarnya dari Islamabad.

Ancaman Nuklir Pakistan ke India

India yang mayoritas beragama Hindu dan Pakistan yang beragama Muslim sama-sama menguasai sebagian wilayah Kashmir di Himalaya, tetapi mengklaimnya secara penuh. Mereka telah bertempur dalam 2 dari 3 perang mereka sejak merdeka pada tahun 1947 di wilayah tersebut. Selanjutnya, terjadi beberapa gejolak yang lebih kecil, termasuk pada tahun 2016 dan 2019.

Konflik militer terbaru antara negara tetangga Asia Selatan itu meningkat secara mengkhawatirkan pada Sabtu (10/5) lalu. Sempat muncul kekhawatiran bahwa persenjataan nuklir mungkin akan digunakan karena militer Pakistan mengatakan badan tertinggi yang mengawasi senjata nuklirnya akan bertemu.

Namun, menteri pertahanan Pakistan mengatakan tidak ada pertemuan seperti itu yang dijadwalkan.

Analis militer mengatakan ini mungkin cara Pakistan mengisyaratkan opsi nuklirnya karena Islamabad memiliki kebijakan “penggunaan pertama” jika keberadaannya terancam dalam konflik.

Pidato Modi disampaikan beberapa jam setelah kepala operasi militer India dan Pakistan berbicara melalui telepon, dua hari setelah mereka menyetujui gencatan senjata.

“Masalah yang terkait dengan kelanjutan komitmen bahwa kedua belah pihak tidak boleh melepaskan satu tembakan pun atau memulai tindakan agresif dan bermusuhan terhadap satu sama lain telah dibahas,” kata tentara India.

“Juga disepakati bahwa kedua belah pihak mempertimbangkan tindakan segera untuk memastikan pengurangan pasukan dari perbatasan dan wilayah depan,” tambahnya.

Tidak ada pernyataan Pakistan mengenai pembicaraan kepala operasi militer tersebut. Di Washington, Trump mengatakan AS sangat berperan dalam mengamankan gencatan senjata.

Trump menambahkan bahwa perdagangan adalah alasan besar mengapa negara-negara itu berhenti berperang.

“Kami akan melakukan banyak perdagangan dengan Pakistan dan India. Kami sedang bernegosiasi dengan India sekarang. Kami akan segera bernegosiasi dengan Pakistan,” katanya, sesaat sebelum pidato Modi.

Pakistan berterima kasih kepada AS karena menjadi penengah gencatan senjata. Sementara itu, India yang menentang keterlibatan pihak ketiga dalam perselisihannya dengan Pakistan, belum mengomentari peran Washington.

(fab/fab)

Next Article Pakistan Terancam ‘Malapetaka’, India Setop Pasokan Air

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *