by admin admin No Comments

Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Sugeng Suparwoto membeberkan harga asli dari Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) yakni Pertalite (RON 90) bukan lagi Rp 10.000 per liter, melainkan sudah menyentuh angka Rp 13.500 per liternya.

“Karena Pertalite dengan harga jual Rp10.000 (per liter), itu harga produksinya kurang lebih Rp12.400. Bahkan akhir-akhir ini akan naik merangkak kurang lebih menjadi Rp3.500. Jadi Rp13.500 harga realnya,” beber Sugeng dalam program Energy Corner CNBC Indonesia, dikutip Rabu (26/6/2024).

Sugeng menjabarkan, selisih harga antara harga jual dengan harga asli Pertalite itu sendiri dinilai bisa menjadi beban bagi korporasi apabila penyaluran BBM Pertalite melebihi kuota yang telah ditentukan oleh pemerintah yakni melebihi 31 juta kilo liter tahun ini.


“Jadi setiap liternya itu kurang lebih Rp3.500 dikalikan 31 juta kiloliter. Itu untuk Pertalite di tahun 2024 ini kita targetkan demikian. Dan prognosa yang ada itu akan terlampaui tampaknya bahkan menjadi 32 juta kiloliter. Nah ini kan beban juga bagi korporasi sebagaimana saya kemukakan tadi,” tambahnya.

Lebih lanjut, Sugeng menilai, perhitungan harga jual BBM di dalam negeri setidaknya harus memperhatikan 3 aspek utama.

“Satu adalah kemampuan daya beli masyarakat yang implikasinya kepada inflasi. Kedua adalah kemampuan APBN kita. Ketiga jangan lupa jadi korporasi juga yang mendapat penugasan dalam hal ini adalah Pertamina. Karena ini ketiga-tiganya adalah juga harus mendapat perhatian yang sangat-sangat teliti,” ungkap dia

Harga Solar Subsidi

Selain harga Pertalite, harga jenis BBM tertentu (JBT) yakni Solar Subsidi juga sudah bukan lagi Rp 6.800 per liter, melainkan sudah Rp 12.000-an per liter. Hal itu diungkapkan langsung oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Atas hal itu, Kementerian ESDM mengusulkan adanya kenaikan nilai subsidi solar sekitar Rp 1.000-3.000 per liter pada tahun 2025 mendatang. Adapun subsidi solar pada tahun 2024 ditetapkan sebesar Rp 1.000 per liter.

“Sampai dengan Mei 2024, dengan subsidi tetap minyak solar sebesar Rp1.000/liter, besarnya kompensasi yang dialokasikan sampai dengan bulan Mei 2024 adalah Rp 4.496/liter. Dalam RAPBN T.A. 2025, kami mengusulkan Subsidi Tetap untuk Minyak Solar sebesar Rp1.000 – Rp3.000 per liter,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, beberapa waktu yang lalu.

Arifin menjelaskan kenaikan pemberian subsidi untuk BBM jenis solar dalam RAPBN 2025 mempertimbangkan beberapa hal. Salah satunya yakni mengenai harga keekonomian solar yang saat ini mencapai Rp12.100/liter.

“Hal ini perlu dilakukan mengingat harga keekonomian minyak solar mencapai Rp12.100/liter sedangkan Harga Jual Eceran sebesar Rp6.800/liter,” kata dia.

Menurut Arifin minyak solar masih banyak dipergunakan untuk transportasi darat, transportasi laut, kereta api, usaha perikanan, usaha pertanian, usaha mikro, dan pelayanan umum. Sehingga diperlukan upaya menjaga harga jual eceran minyak solar.

[Gambas:Video CNBC]


(pgr/pgr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *