by admin admin No Comments

Jakarta, CNBC Indonesia – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) meyakini penurunan suku bunga acuan AS (Federal Fund Rate/FFR) yang lebih cepat dari ekspektasi pasar tidak akan menurunkan yield US Treasury (UST).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pelaku pasar melihat Fed Fund Rate (FFR) bisa turun lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, yakni pada September 2024.

“Dengan kondisi tersebut juga surat berharga negara AS atau yang sering disebut US Treasury yang memiliki maturitas atau jatuh tempo 10 tahun yaitu UST 10 years yieldnya atau suku bunganya diperkirakan masih tetap tinggi,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Jumat (2/8/2024).

Hal ini, menurut Sri Mulyani disebabkan oleh defisit anggaran atau fiskal AS yang besar dan defisit ini tentunya memerlukan pembiayaan besar.

“Jadi meski harapan FFR mulai turun tapi eskpektasi ke UST yield masih relatif stabil tinggi karena di AS defisit dari anggaran pemerintah AS yang besar yang membutuhkan pembiayaan besar,” ujar Sri Mulyani.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan UST notes memang dipengaruhi gerak Fed Fund Rate, sementara UST bond atau surat utang AS jangka panjang dipengaruhi jumlah utang.

Ini kenapa UST notes lebih tinggi daripada bond. UST notes 2,47% UST bond 6,44%. Jadi yang jangka pendek ga turun-turun 30 bps lebih tinggi daripada UST bond yang 10 tahun. Ini kenapa Q1 dan Q2 ada keluar SBN,” tegas Perry.

(haa/haa)

Next Article BI Ungkap Biang Kerok Dolar Tembus Rp 15.800

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *