by admin admin No Comments

Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah jor-joran mengimpor beras. Berawal dari akhir tahun 2022, di mana pemerintah menugaskan Perum Bulog mengimpor 500.000 ton beras, yang sebagian realisasi pemasukannya dilanjutkan ke awal tahun 2023.

Lalu pada bulan Maret 2023, pemerintah menugaskan Bulog mengimpor 2 juta ton beras, yang kemudian ditambah 1,5 juta ton pada bulan Oktober 2023. Dengan begitu, penugasan impor beras kepada Bulog pada tahun 2023 mencapai 3,5 juta ton. Ini adalah rekor tertinggi impor beras medium bagi Indonesia. Meski, realisasi impor 500.000 ton diantaranya dilanjutkan ke awal tahun 2024.

Dan jelang akhir tahun 2023 lalu, pemerintah kemudian menugaskan Bulog mengimpor beras sebanyak 2 juta ton untuk kebutuhan tahun 2024. 


Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan, keputusan pemerintah menugaskan impor beras adalah untuk mengisi stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog. 

CBP ini akan digunakan pemerintah untuk mengintervensi pasar jika terjadi kekurangan serta untuk stabilisasi harga beras. Melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dalam bentuk operasi pasar dan Gerakan Pangan Murah (GPM), serta penyaluran bantuan pangan beras kepada sekitar 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

“Langkah importasi terpaksa dilakukan agar pemerintah tetap punya CBP yang secured,” katanya, dikutip Jumat (2/2/2024).

“Kalau kita sekarang mengimpor (beras) 2 juta ton, itu butuhnya bisa sekitar Rp 20 triliun. Kita sekarang inginnya setelah ini, kegiatan ekonominya ada di Indonesia. Kalau ini adanya di desa-desa, di tempat kita punya sentra produksi, itu akan sangat baik buat kita,” lanjut Arief. 

Dia pun optimistis, produksi beras di dalam negeri akan terus semakin membaik. 

“Ketersediaan stok pangan strategis seperti beras, terutama dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) menjadi fokus utamanya bersama Bulog. Kunci ketersediaan stok beras nasional terletak pada produksi dalam negeri yang diprediksi akan meningkat pasca El Nino mulai mereda,” katanya.

Mengacu data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), sebutnya, produksi beras pada bulan Maret diprediksi bisa mencapai 3,5 juta ton.

“Nanti di bulan Maret itu sudah mulai panen 3,5 juta ton atau di atas kebutuhan nasional sebesar 2,5 juta ton per bulan. Sehingga pada saat itu kita akan setop impor. Kita akan setop impor dan serap beras padi lokal untuk tetap mempertahankan harga di tingkat petani itu baik,” demikian janji Arief.

“Impor beras memang keputusan pahit tapi harus kita kerjakan supaya tetap pemerintah dan masyarakat memiliki pasokan pangan, utamanya beras,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]


(dce/dce)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *