TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Utama PT Transjakarta Welfizon Yuza menyebut mengklaim 9 dari 10 orang di Jakarta sudah bisa mengakses layanan Transjakarta hanya dengan berjalan kaki 5 hingga 10 menit. Sebab, halte Transjakarta sudah tersebar di berbagai titik.
“Sekarang kami operasionalkan 4.728 armada dan 236 halte BRT (bus rapid transit)” kata Welfizon dalam acara Jakarta Transport Forum di Jakarta Equestrian Park, Kamis, 7 Maret 2024.
Jumlah penumpang Transjakarta pun, kata Welfizon, makin bertambah. Pada 2023 atau setelah dari pandemi, kata dia, penumpang Transjakarta mencapai 285 juta. “Kami optimistis (penumpang) terus bertambah,” kata dia.
Welfizon lantas membeberkan strategi Transjakarta untuk menarik minat masyarakat jakarta menggunakan layanan transportasi publik ini. Salah satunya dengan mengubah penyebutan penumpang menjadi pelanggan. Menurutnya, hal ini sederhana tetapi berdampak.
“Jadi, ‘berapa banyak pelanggan yang kita layani hari ini?’ Atau berbasis ke customer,” tutur Welfizon.
Strategi lainnya adalah dengan melakukan integrasi transportasi. Transjakarta membaginya dalam dua konsep, yaitu inner system dan outter system.
Inner system, lanjut Welfizon, dilakukan dengan mengintegrasikan semua operator transportasi bus, ke sistem Transjakarta. “Sekarang ada 20 operator yang bekerja sama,” kata dia.
Sementara outter system, ia menuturkan, adalah integrasi antarmoda transportasi. Dalam sistem ini, yang diajak kolaborasi di antaranya LRT dan Kereta Commuter. “PR ke depan mungkin dengan yang di sekutar Jabodetabek karena transportasi tidak bisa berbasis batas wiilayah,” kata Welfizon.
Tak cuma itu, Welfizon mengatakan Transjakarta memberikan sejumlah layanan berbasis sustainability atau keberlanjutan. Dalam hal ini misalnya pelayanan berbasis lingkungan. Sebagai contoh, Transjakarta memfasilitasi masyarakat untuk berkontribusi dalam penanaman mangrove dengan menyumbang via QR code.
“Mangrove tumbuhan yang menyerap emisi dan pemberdayaan petani pesisir di Jakarta,” tuturnya.
Layanan berikutnya adalah layanan berbasis inklusifitas. Welfizon berujar, Transjakarta melayani semua masyarakat, termasuk disabilitas, lansia, dan kelompok marginal lainnya.
“Operator berperan dari sisi strategi, peningkatan layanan,” kata Welfizon. “Dan faktor paling penting adalah, selesaikan apa yang menbuat orang enggan berpindah ke transportasi publik.”
Pilihan Editor: 80 Persen Perjalanan di IKN Gunakan Transportasi Publik, Bagaimana Persiapannya?