by admin admin No Comments

Video: Biaya Logistik Tinggi, Pengusaha Berharap Ini dari Prabowo

Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah mengharapkan Kementerian Perhubungan segera menurunkan biaya logistik. Pasalnya, saat ini biaya logistik masih menjadi tantangan bagi pelaku usaha sehingga berpengaruh terhadap harga jual barang.

Selengkapnya saksikan dialog Shafinaz Nachiar bersama Sekjen DPP Asperindo Tekad Sukatno di Program Evening Up CNBC Indonesia, Selasa (5/11/2024).

by admin admin No Comments

Musim Penghujan Mulai Masuk, BMKG Ingatkan Isi Waduk sekaligus Waspada Banjir

TEMPO.CO, Jakarta – Hujan yang mulai mengguyur sejumlah wilayah di Indonesia pada awal November ini menandai berakhirnya tren suhu panas maksimum 2024, demikian hasil analisis iklim tim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Deputi Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan di Jakarta, Selasa, 5 November 2024, mengatakan saat ini hujan masuk secara gradual ke wilayah Indonesia yang terjadi karena La Nina sudah mulai aktif kembali dalam kategori lemah.

Selain itu, terus menjauhnya keberadaan beberapa siklon tropis dari wilayah Indonesia juga berkontribusi dalam pertumbuhan awan hujan. Siklon tropis seperti Trami dan Kong-Rey sebelumnya terpantau oleh tim BMKG sejak 21 Oktober 2024, berada di sekitar 14,5 derajat Lintang Utara – 126,0 Bujur Timur Laut Filipina atau sekitar 1.240 kilometer sebelah utara Tahuna, Sulawesi Utara.

Pergerakan siklon berkecepatan 74 kilometer per jam (kategori II) saat itu telah menarik awan potensial, sehingga suhu di wilayah Indonesia menjadi panas karena tidak ada tutupan awan yang menghalangi paparan sinar matahari yang sedang tepat di atas khatulistiwa.

BMKG sempat mencatat suhu panas maksimum di Indonesia berada pada rentang 37 – 38,4 derajat Celcius pada akhir Oktober 2024, salah satunya di wilayah Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ardhasena mengatakan, periode La Nina ini diprakirakan mulai berlangsung dari November 2024 sampai akhir kuartal pertama 2025, setelah itu diyakini tidak ada gangguan iklim signifikan di Indonesia secara umum.

BMKG menyatakan, terdapat 67 persen wilayah Indonesia yang berpotensi mendapatkan curah hujan tahunan lebih dari 2.500 mm/tahun pada 2025. Wilayah tersebut meliputi sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung bagian utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah bagian barat, sebagian kecil Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan selatan, sebagian Bali, sebagian kecil NTT, Kepulauan Maluku, dan Papua.

Selain itu terdapat sekitar 15 persen wilayah Indonesia yang diprediksi mengalami curah hujan tahunan di atas normal, antara lain sebagian kecil Aceh, Riau, Sulawesi bagian tengah dan utara, sebagian kecil Sulawesi Selatan bagian selatan, sebagian kecil Sulawesi tenggara, sebagian kecil NTT, sebagian kecil kepulauan Maluku, dan sebagian Papua bagian tengah.

Kendati demikian BMKG mendorong semua pihak agar memanfaatkan curah hujan untuk mengisi waduk, bendungan, irigasi, dan embung-embung, demi menjamin ketahanan air dan energi persiapan musim kering yang dapat memicu bencana kekeringan hingga kebakaran kawasan hutan dan lahan (karhutla) tahun depan.

Dalam hal ini BMKG memetakan sebanyak satu persen wilayah Indonesia diprediksi mengalami hujan di bawah normal antara lain Sumatera Selatan bagian barat, Bali, NTT, NTB, Maluku utara, dan Papua Barat bagian utara, pada medio Mei-Juli 2025.

Waspada Banjir

BMKG juga mengingatkan semua pihak di seluruh wilayah Indonesia untuk bersiap menghadapi potensi curah hujan tinggi tahunan periode Januari – Desember 2025, yang sudah mulai berlangsung dari November tahun ini.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Senin, mengatakan secara umum sepanjang tahun 2025 hujan diperkirakan melanda sebagian besar wilayah Indonesia dengan intensitas curah hujan berkisar antara 1.000 – 5.000 mm per tahun

“Namun periode ini tidak akan terjadi anomali iklim. Hal ini dikarenakan ENSO (El Nino-Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) berada dalam kondisi netral dan kondisi La Nina lemah diprediksi akan terus terjadi hingga awal 2025,” katanya dalam konferensi pers bertajuk “Pandangan Iklim 2025” yang disiarkan secara daring itu.

Gambaran kondisi iklim tahun 2025 ini dianggap oleh para ahli iklimatologi dan geofisika BMKG sebagai kesempatan strategis bagi wilayah-wilayah sentra pangan untuk meningkatkan produktivitas tanaman, guna mendukung ketahanan pangan nasional.

Sementara di sisi lainnya, Dwikorita menggarisbawahi bahwa semua pihak mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kota, sampai desa dan kelurahan, termasuk kalangan masyarakat untuk pula melakukan upaya dini mencegah bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi selama periode musim hujan tersebut.

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terakhir pada tahun 2023 Indonesia mengalami lebih dari 5.400 kejadian bencana, 95 persen di antaranya adalah bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, hingga badai atau angin kencang.

Upaya mitigasi dapat dilakukan seperti memastikan tidak ada penyumbatan saluran pembuangan air atau drainase, membersihkan aliran sungai dari sampah, menghindari daerah rawan bencana dan senantiasa melakukan pemantauan penuh sumber informasi dinamika cuaca dari BMKG dan lembaga terkait lainnya.

Pilihan Editor Tom Lembong Akan Praperadilankan Kejaksaan Agung, Ini Kata Kuasa Hukumnya

by admin admin No Comments

Profil singkat jajaran direksi baru PT Pertamina

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baru-baru ini melakukan perubahan susunan direksi dan komisaris PT Pertamina (Persero), melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Senin (4/11).

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tersebut menghasilkan keputusan untuk mengangkat sejumlah pejabat baru serta merotasi beberapa posisi dalam direksi dan komisaris PT Pertamina, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan memperkuat pengawasan.

Keputusan RUPS tersebut diatur dalam SK-258/MBU/11/2024 dan SK-259/MBU/11/2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT Pertamina (Persero).

Perubahan ini diharapkan dapat membawa inovasi dan efisiensi dalam operasional Pertamina, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi nasional.

Direksi baru PT Pertamina kini dipimpin oleh Simon Aloysius Mantiri sebagai Direktur Utama, didampingi Wiko Migantoro sebagai Wakil Direktur Utama.

Ahmad Siddik Badruddin bertanggung jawab sebagai Direktur Manajemen Risiko, sementara A. Salyadi Dariah Saputra mengemban tugas sebagai Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha.

Kemudian, Alfian Nasution menjabat sebagai Direktur Logistik dan Infrastruktur, Emma Sri Martini sebagai Direktur Keuangan, Erry Widiastono sebagai Direktur Penunjang Bisnis, serta M Erry Sugiharto sebagai Direktur Sumber Daya Manusia.

Berikut adalah profil singkat dari jajaran direksi terbaru Pertamina.

1. Simon Aloysius Mantiri – Direktur Utama

Simon dapat disebut sebagai direktur utama termuda di Pertamina dengan usianya pada saat ini menginjak 45 tahun. Pria yang berasal dari Tomohon, Sulawesi Utara lahir pada tanggal 3 Oktober dengan memiliki rekam jejak yang sangat luar biasa.

Pada tahun 1998, Simon menyelesaikan pendidikan menengah nya di SMA Taruna Nusantara, kemudian melanjutkan studi di jurusan Teknik Kelautan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan berhasil lulus pada tahun 2003. Setelah itu, Simon melanjutkan pendidikan pascasarjana di ITB dengan fokus pada School of Business and Management, serta sempat mengikuti kursus program pendidikan eksekutif di Tsinghua University, China.
.
Simon pernah menjabat sebagai Direktur PT Nusantara Energy dan Direktur Keuangan PT Agro Industri milik Prabowo. Ia juga terlibat dalam Tim Kampanye Nasional Prabowo-Subianto pada Pemilihan Presiden 2024 sebagai bendahara, serta masih menjabat sebagai Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra untuk periode 2020-2025.

2. Wiko Migantoro – Wakil Direktur Utama

Pria yang lahir tanggal 26 Februari 1968 di Madiun, Jawa Timur kini berusia 56 tahun. Wiko yang kini menjabat sebagai Wakil Direktur Utama bukanlah kali pertama menjabat di Pertamina terutama pada bagian hulu migas.

Ia merupakan lulusan Sarjana Teknik Mesin dari Universitas Brawijaya tahun 1992 dengan karir panjang di Pertamina. Ia bergabung dengan Pertamina pada 2009-2012 sebagai Manager di PT Pertamina Asset 5 Tarakan Field dan menjabat sebagai Presiden Direktur PT Pertamina Gas mulai tahun 2018.

Wiko memiliki pengalaman yang kuat di bidang Eksplorasi Produksi Hulu dan Bisnis Gas, serta pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi untuk periode 2022-2024 dan Direktur Pengembangan dan Produksi di perusahaan yang sama.

3. Ahmad Siddik Badruddin – Direktur Manajemen Risiko

Pria kelahiran di Bandung, 5 Juni 1965 ini memiliki jejak pendidikan yang luar biasa. Ia merupakan salah satu mahasiswa yang menempuh pendidikan S1 dengan jurusan McCombs School of Business dan meraih S2 jurusan Teknik Kimia di Univesity of Texas di USA.

Siddik telah lama masuk ke dalam perusahaan BUMN yaitu menjadi Bankir senior di Bank Mandiri dan telah mempunyai kepemilikan saham BMRI sebesar 8,71 juta lembar. Melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), BUMN menempatkan Siddik menjadi Direktur Manajemen Risiko.

Sebelumnya, Siddik pernah menjabat sebagai Direktur Manajemen Risiko dan Compliance Bank Mandiri tahun 2015-2018 serta ditarik kembali untuk menjabat menjadi Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri tahun 2018-2024. Secara tidak langsung dapat disebutkan bahwa Siddik muka baru dalam Direksi PT Pertamina ini.

4. Atep Salyadi Dariah Saputra – Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha

Salyadi merupakan salah satu lulusan Universitas Indonesia (UI) dengan mengambil jurusan Ekonomi yang lulus pada 1993. Awal mula karir ia menjadi asisten kuliah atau penelitian jurusan Akuntansi di Universitas Indonesia dan Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf di Divisi Konsultasi tahun 1993-1995.

Kemudian Salyadi menambah pengalaman dalam bidang pemasaran kredit di perusahaan multifinance Daichi Kangyo Panin di Jakarta dari tahun 1995-2000. Ia menjabat dengan posisi yang strategis dari tahun 2015 sebagai Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan menjabat sebagai Managing Director PT Henan Putihrai Asset Managemen dari tahun 2014-2015.

5. Alfian Nasution – Direktur Logistik dan Infrastruktur

Alfian Nasution memiliki jenjang karir yang cukup lama di Pertamina Group terutama pada bidang pemasaran dan perkapalan. Pria kelahiran Pekanbaru, 14 Februari 1967 merupakan lulusan Teknik Mesin Universitas Indonesia (UI). Alfian sempat menjabat sebagai Direktur Pemasaran PT Pertamina Internasional Shipping (PIS) dan Direktur Utama PT Pertamina Niaga.

6. Emma Sri Martini – Direktur Keuangan

Wanita kelahiran Majalengka pada 23 Maret 1970 ini memiliki latar pendidikan yang menarik. Emma adalah lulusan Teknik Informatika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1993. Pada tahun 2011, ia melanjutkan pendidikan magister nya di Harvard Kennedy School Executive Education dengan fokus pada Infrastruktur dan Ekonomi Pasar.

Emma memulai kariernya pada 1993-1998 di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai Assistant Manager End User Support dan Kepala Departemen Pengembangan Sistem. Pada 1998-2004, ia bergabung dengan BPPN, menjadi Senior Vice President pada 2002-2004.

Setelahnya, ia menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Pendukung di PT Perusahaan Pengelola Aset (2004-2009) serta Komisaris di PT Trans Pacific Petrochemical Indotama. Pada 2009, Emma menjadi Presiden Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan menjabat sebagai Direktur Utama Telkomsel pada 2019.

7. Erry Widiastono – Direktur Penunjang Bisnis

Erry Widiastono memiliki latar belakang pendidikan lulusan Teknik Mesin sesuai dengan bidangnya dalam ruang lingkup Pertamina. Sebelum menjabat menjadi Direktur Penunjang Bisnis, Erry sempat menjabat sebagai General Manager Marketing Operation Region III di PT Pertamina tahun 2018.

Kemudian erry ditarik untuk menempati posisi Direktur Utama PT Pertamina International Shipping (PIS) tahun 2020-2022 dan selanjutnya menduduki posisi sebagai Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero) tahun 2022-2023.

8. M. Erry Sugiharto – Direktur Sumber Daya Manusia

Erry dapat disebut sebagai muka baru dalam jajaran direksi BUMN karena baru saja bergabung pada tahun 2018. Pria kelahiran Kulonprogo, 25 Maret 1974 ini memiliki perjalanan karir dan latar pendidikan yang baik.

Erry mengambil jurusan Teknik Sipil di Universitas Islam Indonesia untuk meraih gelar sarjananya dengan lulus di tahun 1999 dan melanjutkan pendidikan pascasarjana Ilmu Hukum di Universitas Gajah Mada dan lulus tahun 2018.

Erry memulai karir di PT Hutama Karya (Persero) tahun 1999, dengan menempati beberapa posisi seperti menjadi Kepala Wilayah III pada Direktorat Wilayah Barat tahun 2016-2018, Ahli Utama di Divisi Legal tahun 2018 dan sebelum menjabat sebagai direksi Erry menjabat sebagai Direktur Human Capital and Legal sejak tahun 6 Juni 2020.

Baca juga: Pertamina Patra Niaga gelar promo MyPertamina hingga akhir tahun

Baca juga: Celios: Pergantian pimpinan Pertamina pacu pengurangan subsidi BBM

Baca juga: Daftar dan profil singkat susunan komisaris terbaru PT Pertamina
 

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024

by admin admin No Comments

Daftar dan profil singkat susunan komisaris terbaru PT Pertamina

Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina (Persero) melakukan perubahan susunan direksi dan komisaris melalui hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Senin (4/11).

Perubahan itu diharapkan dapat membawa semangat baru dan memperkuat kinerja perusahaan untuk memastikan keberlanjutan Pertamina di masa yang akan datang dalam menghadapi tantangan di industri energi.

Keputusan RUPS tersebut diatur dalam SK-258/MBU/11/2024 dan SK-259/MBU/11/2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT Pertamina (Persero).

Daftar anggota dewan komisaris yang baru diangkat mencakup Mochamad Iriawan sebagai Komisaris Utama, Dony Oskaria sebagai Wakil Komisaris Utama, serta Heru Pambudi dan Bambang Suswantono sebagai Komisaris. Selain itu, terdapat juga Condro Kirono, Alexander Lay, Raden Adjeng Sondaryani, dan Iggi H. Achsien yang menjabat sebagai komisaris independen.

Berikut adalah profil singkat dari jajaran komisaris terbaru Pertamina.

1. Mochamad Iriawan – Komisaris Utama

Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Dr. Drs. H. Mochamad Iriawan, lahir di Jakarta, pada 31 Maret 1962. Ia adalah lulusan Akademi Kepolisian tahun 1984. Mochamad Iriawan merupakan purnawirawan perwira tinggi Polri yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (2018).

Sebelumnya, ia juga pernah menduduki berbagai posisi strategis, antara lain sebagai Staf Ahli Wakil Presiden RI (2019-2024), Ketua Umum PSSI (2019), Kapolda Metro Jaya (2016), Kadivkum Polri (2015), Kapolda Jawa Barat (2013), Kapolda Nusa Tenggara Barat (2012), dan Kapolres Tegal (2001).

Saat ini, Mochamad Iriawan diangkat sebagai Komisaris Utama Pertamina. Dengan pengalaman luas dalam kepemimpinan, ia diharapkan mampu memberikan arahan strategis yang kuat bagi Pertamina.

2. Dony Oskaria – Wakil Komisaris Utama

Pria yang bernama Dony Oskaria, S.IP., M.B.A.ini lahir pada tanggal 26 September 1969, di Tanah Datar, Sumatera Barat. Ia menyelesaikan studi Akuntansi di Universitas Andalas (1989), Hubungan Internasional di Universitas Padjajaran (1996), dan memperoleh gelar MBA dari Asian Institute of Management, Filipina (2009).

Dony Oskaria memiliki berbagai pengalaman kepemimpinan, termasuk sebagai Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata (2021), Wakil Direktur Utama PT Garuda Indonesia (2020-2021), CEO Hospitality & Entertainment CT Corp (2018-2020), serta Komisaris di Citilink Indonesia (2019) dan PT Garuda Indonesia (2014-2019).

Saat ini, ia juga menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN untuk periode 2024-2029. Kemudian ditunjuk sebagai Wakil Komisaris Utama, dengan pengalamannya dalam berbagai posisi strategis di industri, memberinya pemahaman mendalam mengenai tantangan dan peluang di sektor ini.

3. Heru Pambudi – Komisaris

Pria yang lahir di Bondowoso, Jawa Timur pada 1970 ini, adalah lulusan S1 Ekonomi Manajemen di Universitas Indonesia dan S2 di University of Newcastle Upon Tyne, Inggris.

Heru memulai karier sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Keuangan pada 1992 di Direktorat Verifikasi, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Kariernya terus berkembang di bidang Kepabeanan dan Cukai, hingga pada 2015 ia diangkat menjadi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, posisi yang diembannya hingga 2021.

Pada Maret 2021, ia kemudian diangkat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan RI. Saat ini ia ditunjuk sebagai Komisaris untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengambilan keputusan di Pertamina.

4. Bambang Suswantono – Komisaris

Letjen TNI (Mar) (Purn) Bambang Suswantono, lahir pada 25 Juli 1965, merupakan marinir dan juga purnawirawan dari TNI-AL, yang saat ini menjabat sebagai Inspektur Jenderal di Kementerian ESDM sejak 31 Juli 2023.

Selain itu, ia pernah menjabat sebagai Inspektur Jenderal TNI ke-20 (2020-2023), Komandan Jenderal Akademi TNI (2020), Asisten Potensi Maritim Kasal (2018-2020), di Korps Marinir (2017-2018), dan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (2016-2017).

Bambang merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan XXXII tahun 1987. Ia juga memiliki gelar Sarjana dan Magister Hukum, serta Magister Terapan di bidang Pertahanan.

5. Condro Kirono – Komisaris

Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Condro Kirono, lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada tahun 1961.

Condro memiliki rekam jejak jabatan yang beragam, termasuk sebagai Komisaris PT Pos Indonesia (2021), Dewan Komisaris PT Pertamina (2019), Analis Kebijakan Utama Baharkam Polri (2019), Kabaharkam Polri (2019), Kapolda Jawa Tengah (2016), Kakorlantas Polri (2014), dan Kapolda Riau (2013).

Ia juga pernah menjabat di sejumlah posisi lain, seperti Dirlantas di Polda Metro Jaya, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan, serta Kapoltabes Yogyakarta. Saat ini, Condro Kirono ditunjuk sebagai komisaris Pertamina, untuk merumuskan strategi yang efektif dalam sektor energi dan pengembangan proyek.

6. Alexander Lay – Komisaris Independen

Pria kelahiran Ende, Flores, 21 September 1973 ini, lulusan Sarjana Hukum di Universitas Atmajaya pada 2003 setelah sebelumnya belajar di Institut Teknologi Bandung dengan jurusan Teknik Perminyakan. Kemudian di 2006, ia mendapatkan gelar Master of Laws (LL.M.) dari University of Sydney.

Ia adalah salah satu dari sepuluh pengacara yang membela Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam sidang perselisihan hasil pemilihan umum presiden dan wakil presiden di Mahkamah Konstitusi pada Pilpres 2014. Kemudian pada tahun 2017, Alexander Lay juga pernah diangkat sebagai anggota komisaris di Pertamina.

Selain itu, Ia pernah menjabat sebagai Dewan Pengawas dalam organisasi Transparency International Indonesia dan advokat hukum persaingan usaha dan Commercial Dispute Resolution.

7. Raden Adjeng Sondaryani – Komisaris Independen

Raden Adjeng Sondaryani atau yang akrab disapa Inge Sondaryani ini lahir pada 16 Februari 1969. Ia ditunjuk sebagai Komisaris Independen PT Pertamina (Persero), berdasarkan Keputusan Menteri BUMN selaku RUPS PT Pertamina (Persero) 2024.

Ia merupakan lulusan Teknik Perminyakan dari Universitas Trisakti (1987) dan menjabat sebagai Ketua Umum Perkumpulan Alumni Teknik Perminyakan Trisakti (IAPT) periode 2019-2023.

Sebelumnya, Adjeng berpengalaman di industri migas sebagai Country Manager Downhole (1993-2020) dan Drilling Tools Business Development Manager (2014-2016) di PT NOV (National Oilwell Varco), sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur minyak dan gas yang berkantor pusat di Amerika Serikat.

8. Iggi H. Achsien – Komisaris Independen

Iggi H. Achsien lahir di Indramayu, 3 Februari 1977. Ia mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia dan menyelesaikan S2 Global Leadership Executive MBA di SBM ITB dan Aalto University, Finlandia.

Iggi tercatat sebagai staff pengajar Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ia juga menjadi peneliti di Laboratorium Studi Manajemen (LSM) FEUI dan pernah melakukan penelitian tentang Islamic Unit Trust di Kuala Lumpur, Malaysia, antara 1998-1999. Ia terjun ke dunia pasar modal sebagai analis riset di salah satu perusahaan sekuritas (manajemen aset) di Jakarta.

Dengan pengalaman di industri keuangan, terutama perbankan syariah, Iggi pernah menjadi Komisaris di beberapa perusahaan dan saat ini menjabat sebagai anggota Tim Ahli Wakil Presiden RI. Pada awal 2021, ia diangkat sebagai Sekjen Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) untuk periode 2021-2023.

Baca juga: Erick Thohir: Simon Aloysius bisa dorong terobosan baru bagi Pertamina

Baca juga: Kementerian BUMN resmi ganti Direksi dan Komisaris Pertamina

Baca juga: Profil Simon Aloysius dan M Iriawan, dua petinggi baru Pertamina
 

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024