Anindya Bakrie Kukuhkan Pengurus Kadin Hasil Munaslub, Ada Nama Arsjad Rasjid dan Budi Arie
TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia versi Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Anindya Novyan Bakrie mengukuhkan kepengurusan organisasi pimpinannya itu dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin di Hotel Mulia, Jakarta, Ahad, 1 Desember 2024.
“Kami atas nama Dewan Pengurus Kadin Indonesia mengukuhkan saudara-saudara yang telah ditetapkan pengurus Kadin Indonesia masa bakti 2024–2029 dan dengan demikian sah untuk menjalankan tugas yang diamanatkan kepada saudara-saudara,” ucap Anindya.
Direktur Utama PT Bakrie & Brothers itu mengatakan, kepengurusannya saat ini terdiri dari 96 orang. Ia berkelakar, jumlah itu tak kalah dari Kabinet Merah Putih pimpinan Prabowo Subianto, yang beranggotakan 109 orang, terdiri dari 48 menteri, 5 pejabat setingkat menteri, dan 56 wakil menteri.
Dalam struktur organisasi yang dibacakan Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Komunikasi, dan Pemberdayaan Daerah Kadin Munaslub Erwin Aksa, kepengurusan itu terdiri dari Dewan Kehormatan, Dewan Usaha, Dewan Penasihat, Dewan Pertimbangan, dan Dewan Pengurus.
Dewan Kehormatan
Rosan Perkasa Roeslani, Aburizal Bakrie, M.S. Hidayat, Suryo Bambang Sulisto, dan Adi Putra Tahir.
Dewan Penasehat
Ketua: Hashim Djojohadikusumo
Wakil Ketua: Syarif Cicip Sutardjo, Edhie Baskoro Yudhoyono, Wisnu Wardhana, dan Budi Arie Setiadi.
Dewan Usaha
Ketua: Chairul Tanjung
Wakil Ketua: Abdul Latif, Maher Alkatiri, Fuad Hasan Masyhur, Rachmat Gobel, Dato Sri Tahir, Sigit Priawan, dan Maruarar Sirait.
Dewan Pertimbangan
Ketua: Arsjad Rasjid
Wakil Ketua: Agus Silaban, Agus Gumiwang Kartasasmita, Dino Patti Djalal, Hapsoro Sukmonohadi, Eddy Kuntadi, Chatib Basri, Raden Pardede, Antonius J. Supit, Ary Ginanjar Agustian, Arsyadjuliandi Rachman, Elfin Nasution, Harry M. Nadir, Husodo Angkosubroto, Johnny Darmawan, dan Kosmian Pudjiadi.
Dewan Pengurus
Ketua Umum: Anindya Novyan Bakrie
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Komunikasi, dan Pemberdayaan Daerah: Erwin Aksa
Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi: Taufan Eko Nugroho
Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Asosiasi/Himpunan/Anggota Luar Biasa: Benny Soetrisno
Wakil Ketua Umum Bidang Keanggotaan: Widiyanto Saputro
Wakil Ketua Umum Bidang Komunikasi dan Informatika: Clarissa Tanoesoedibjo
Wakil Ketua Umum Bidang Pemberdayaan Daerah: Kukrit Wicaksono
Wakil Ketua Umum Bidang Penyelenggaraan Acara: Ria
Wakil Ketua Umum Kebijakan Strategis: Arnes Lukman
Wakil Ketua Umum Wilayah Sumatera I: Ivan Iskandar Batubara
Wakil Ketua Umum Wilayah Sumatera II: Yohanes Kennedy Arizona
Wakil Ketua Wilayah Khusus Daerah Jakarta, Banten, Jawa Barat: Agung Suryamal Sutrisno
Wakil Ketua Umum Wilayah Jawa II: Irwan Ardi Hasman
Wakil Ketua Umum Wilayah Kalimantan: Andi Yuslim Patawari
Wakil Ketua Umum Sulawesi: Zulkarnain Arif
Wakil Umum Wilayah Perbatasan: Edi Suryadi
Wakil Ketua Umum Wilayah Papua: Syahril Hasan Latif
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Perekonomian: Franky O. Wijaja
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan: Timothy Savitri
Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian: Saleh Husin
Wakil Ketua Umum Bidang Perkebunan: Arief Rachmat
Wakil Ketua Umum Bidang BUMN: Kartika Wirjoatmodjo
Wakil Ketua Umum Bidang Analis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi: Aviliani
Wakil Ketua Umum Bidang Perencanaan Nasional: Bayu Priawan
Wakil Ketua Umum Bidang Agraria dan Tata Ruang: Sanny Iskandar
Wakil Ketua Umum Bidang Regulasi dan Jasa Keuangan: Melchias Mekeng
Wakil Ketua Umum Bidang Pembiayaan dan Industri Perbankan: Tigor M. Siahaan
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pangan: Mulyadi Jayabaya
Wakil Ketua Umum Bidang Kelautan dan Perikanan: Yugi Prayanto
Wakil Ketua Umum Bidang Pertanian: Devi Erna Rachmawati
Wakil Ketua Umum Bidang Peternakan: Cecep Muhammad Wahyudin.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Luar Negeri: James T. Riady
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan dan Perjanjian Luar Negeri: Pahala Mansury
Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Luar Negeri: Benardino M. Vega
Wakil Ketua Umum Bidang Kementerian Luar Negeri: Wandi Wanandi
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan: Carmelita Hartoto
Wakil Ketua Umum Bidang Properti dan Perumahan Rakyat: Budisatria Sastrawinata
Wakil Ketua Umum Bidang Infrastruktur: Rico Rustombi
Wakil Ketua Umum Bidang Pekerjaan Umum: Tri Widjajanto
Wakil Ketua Umum Bidang Rekayasa Industri: Afifuddin Suhaeli Kalla
Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Industri: Akhmad Ma’ruf Maulana
Wakil Ketua Umum Bidang Pembangunan dan Pengembangan Desa Tertinggal: Thomas Jusman
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Investasi, Hilirisasi, dan Lingkungan Hidup: Bobby Gafur Umar
Wakil Ketua Umum Bidang Investasi: Eka Satria
Wakil Ketua Umum Bidang Hilirisasi: Tony Wenas
Wakil Ketua Umum Bidang Industri Hijau: Halim Kalla
Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral: Aryo Djojohadikusumo
Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Industri Strategis: Rakhmat Harsono
Wakil Ketua Umum Bidang Ekonomi Kreatif: Raffi Ahmad
Wakil Ketua Umum Bidang Kehutanan: Anderson Tanoto
Wakil Ketua Umum Bidang Lingkungan Hidup: Dharsono Hartono
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Sosial: Dyah Anita
Wakil Ketua Umum Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana: Suryani Motik
Wakil Ketua Umum Bidang Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak: Tatyana Sentani Sutara
Wakil Ketua Umum Bidang Industri Olah Raga: Pieter Tanuri
Wakil Ketua Umum Bidang Pariwisata: Raty Ning
Wakil Ketua Umum Bidang Haji, Umrah, dan Wisata Halal: Muhamaad Khairnadhif
Wakil Ketua Umum Koordinator Koperasi dan UMKM: Nurdin Halid
Wakil Ketua Umum Bidang Koperasi: Agung Sudjatmiko
Wakil Ketua Umum Bidang Usaha Kecil Menengah: Zaenal Bintang
Wakil Ketua Umum Bidang Kewirausahaan UMKM: Raden Tedy
Wakil Ketua Umum Bidang Usaha Mikro: Idris Laena
Wakil Ketua Umum Bidang Teknologi Transfer dan Digital: Teguh Ananta
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Shinta W. Kamdani
Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan: Subcan Gatot
Wakil Ketua Umum Bidang Kesehatan: David Utama
Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan SDM Kesehatan: Agung Efriyo
Wakil Ketua Umum Bidang Pendidikan Tinggi Sains: Arini Ninin
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Politik dan Keamanan: Bambang Soesatyo
Wakil Ketua Umum Bidang Politik: Firman Soebagyo
Wakil Ketua Umum Bidang Antar Lembaga: Junaidi Elvis
Wakil Ketua Umum Bidang Keamanan: Andi Rachmat
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Hukum dan HAM: Azis Syamsuddin
Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan HAM: Otto Hasibuan
Wakil Ketua Umum Bidang Legislasi dan Regulasi: Rano Alfath
Wakil Ketua Umum Bidang Sarana, Prasarana, dan Usaha: Ali Sahid
Pilihan Editor: Hashim dan Rosan Hadiri Rapimnas Kadin Kubu Anindya Bakrie
Pertumbuhan Ekonomi Ditarget 8%, Sektor Apa yang Bisa Digenjot?
Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subianto punya target pertumbuhan ekonomi yang ambisius sebesar 8%. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, meski angka 8% terbilang berat, bukan berarti target itu tidak mungkin tercapai.
Airlangga menyebut, Indonesia pernah mencapai pertumbuhan ekonomi yang mendekati 8% puluhan tahun lalu.
“Target pertumbuhan 8% itu bukan target yang tidak pernah kita capai atau tidak mungkin dicapai. Ini angka yang pernah kita capai di periode 86-97, pertumbuhan kita bisa mencapai 7,3%. Di tahun 95 kita pernah mencapai 8,2%,” ujarmya di Hotel Mulia Jakarta, Minggu (1/12).
Untuk mewujudkan target pertumbuhan 8% tersebut, kata Airlangga, salah satu strategi yang akan dijalankan adalah melakukan penguatan ekonomi digital.
Menurut Airlangga, nilai ekonomi digital Indonesia hari ini baru di angka US$ 90 miliar. Dia optimistis tahun depan nilainya bisa digenjot ke US$ 120 miliar, bahkan pada di tahun 2030 bisa mencapai US$ 400 miliar.
“Kalau dengan ekonomi yang berbasis konvensional kita harus bersaing dari titik nol yang sama, tetapi ekonomi digital kita bisa meloncat,” ungkapnya.
Bicara ekonomi digital, sambung Airlangga, jumlah startup di Indonesia ada lebih dari 2.400 perusahaan rintisan. Saat ini ada dua decacorn atau perusahaan yang memiliki nilai lebih dari US$ 10 bilion. Demikian pula unicorn, atau 10 perusahaan senilai US$ 1 miliar.
“Dan di ASEAN, salah satu negara yang unggul di dalam pengembangan ekonomi digital adalah Indonesia,” imbuhnya.
Airlangga menyampaikan, pemerintah mendorong Digital Economy Framework Agreement, alias kerjasama ekonomi berbasis digital.
“Tidak ada belahan dunia lain atau kerjasama multilateral yang sudah mengangkat digital seperti negara ASEAN. Bahkan tidak EU, tidak di NAFTA, bahkan di level OECD. Oleh karena itu dalam ministerial meeting OECD tahun kemarin saya mengungkapkan terkait dengan Digital Economy Framework bahkan OECD pun ingin belajar dari negara-negara ASEAN,” jelasnya.
“Nah kalau dengan Digital Economy Framework Agreement yang bisnis as usual ekonomi digital Asia-ASEAN itu besarnya US$ 100 triliun di tahun 2030. Tetapi dengan implementasi Digital Economy Framework Agreement maka ekonomi ASEAN bisa meningkat menjadi US$ 2 triliun, artinya dari situ Indonesia bisa US$ 600 sampai 800 triliun,” lanjutnya.
Next Article Prabowo Targetkan Ekonomi 7%, Kemenkeu: Butuh Proses
Update harga BBM Pertamina per 1 Desember 2024 di seluruh Indonesia
Jakarta (ANTARA) –
Pada Desember 2024, Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina kembali mengalami kenaikan harga. Secara resmi, Pertamina telah mengumumkan pembaruan harga BBM untuk beberapa wilayah tertentu yang berlaku mulai 1 Desember 2024.
Kebijakan ini merupakan penerapan dari Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
Seperti di Jabodetabek, terpantau harga BBM di wilayah tersebut juga mengalami perubahan. Kenaikan harga BBM berlaku pada Dexlite dari harga Rp13.050 naik menjadi Rp13.400 dan Pertamina Dex dari harga Rp13.440 menjadi Rp13.800.
Sementara, di Jabodetabek harga BBM lainnya tidak mengalami kenaikan pada Desember 2024 yaitu harga Pertalite Rp10.000, Pertamax Rp12.100, Pertamax Turbo Rp13.550, Pertamax Green 95 Rp13.150, dan Biosolar (subsidi) Rp6.800.
Melansir dari laman myPertamina, berikut daftar kenaikan harga BBM yang berlaku di wilayah Indonesia selengkapnya.
Prov. Aceh
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.100 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter
- Dexlite: Rp13.400 per liter
- Pertamina Dex: Rp13.800 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Free Trade Zone (FTZ) Sabang
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp11.100 per liter
- Dexlite: Rp12.300 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Sumatera Barat
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.650 per liter
- Pertamax Turbo: Rp14.150 per liter
- Dexlite: Rp14.000 per liter per liter
- Pertamina Dex: Rp14.400 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Sumatera Utara
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Sumatera Selatan
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Jambi
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Lampung
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Bangka
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Bangka-Belitung
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi) Rp6.800 per liter
Prov. Riau
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Kepulauan Riau
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Bengkulu
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Free Trade Zone (FTZ) Batam
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp11.500 per liter
- Pertamax Turbo: Rp12.870 per liter
- Dexlite: Rp12.800 per liter
- Pertamina Dex: Rp13.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. DKI Jakarta
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.100 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter
- Pertamax Green 95: Rp13.150 per liter
- Dexlite: Rp13.400 per liter
- Pertamina Dex: Rp13.800 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Banten
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.100 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter
- Pertamax Green 95: Rp13.150 per liter
- Dexlite: Rp13.400 per liter
- Pertamina Dex: Rp13.800 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Jawa Barat
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.100 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter
- Pertamax Green 95: Rp13.150 per liter
- Dexlite: Rp13.400 per liter
- Pertamina Dex: Rp13.800 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Jawa Tengah
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.100 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter
- Pertamax Green 95: Rp13.150 per liter
- Dexlite: Rp13.400 per liter
- Pertamina Dex: Rp13.800 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Jawa Timur
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.100 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter
- Pertamax Green 95: Rp13.150 per liter
- Dexlite: Rp13.400 per liter
- Pertamina Dex: Rp13.800 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. DI Yogyakarta
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.100 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter
- Pertamax Green 95: Rp13.150 per liter
- Dexlite: Rp13.400 per liter
- Pertamina Dex: Rp13.800 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Bali
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.100 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter
- Pertamax Green 95: Rp13.150 per liter
- Dexlite: Rp13.400 per liter
- Pertamina Dex: Rp13.800 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Nusa Tenggara Barat
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.100 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter
- Pertamax Green 95: Rp13.150 per liter
- Dexlite: Rp13.400 per liter
- Pertamina Dex: Rp13.800 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Nusa Tenggara Timur
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.100 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter
- Pertamax Green 95: Rp13.150 per liter
- Dexlite: Rp13.400 per liter
- Pertamina Dex: Rp13.800 per liter
- Biosolar Non Subsidi: Rp13.300 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Kalimantan Timur
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Kalimantan Tengah
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Kalimantan Barat
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Kalimantan Utara
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.650 per liter
- Pertamax Turbo: Rp14.150 per liter
- Dexlite: Rp14.000 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.400 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Kalimantan Selatan
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.650 per liter
- Pertamax Turbo: Rp14.150 per liter
- Dexlite: Rp14.000 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.400 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Sulawesi Selatan
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Sulawesi Barat
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Sulawesi Tenggara
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Sulawesi Tengah
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Sulawesi Utara
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Gorontalo
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Maluku
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
Prov. Maluku Utara
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
Prov. Papua
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Papua Pengunungan
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Papua Tengah
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Papua Selatan
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Biosolar (subsidi): Rp6.800 per liter
Prov. Papua Barat
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter
Prov. Papua Barat Daya
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.400 per liter
- Dexlite: Rp13.700 per liter
- Pertamina Dex: Rp14.100 per liter.
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2024
BBM naik per 1 Desember 2024, ini komparasi harga Pertamina dan Shell
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah, melalui perusahaan energi dan petrokimia di sektor minyak dan gas, resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai 1 Desember 2024.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap fluktuasi harga minyak global dan kebijakan baru terkait subsidi energi. Penyesuaian harga tersebut mencakup berbagai produk BBM di perusahaan lainnya termasuk Pertamina dan Shell.
Penyesuaian harga ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022, yang menggantikan Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 terkait formula harga dasar untuk menghitung harga jual eceran bahan bakar minyak jenis bensin dan solar yang didistribusikan melalui stasiun pengisian bahan bakar umum.
Merujuk informasi dari laman resmi mypertamina.id, harga BBM nonsubsidi di DKI Jakarta mengalami beberapa perubahan. Pertamax (RON 92) tetap dibanderol Rp12.100 per liter, sementara Pertamax Turbo (RON 98) naik tipis menjadi Rp13.550 per liter dari sebelumnya Rp13.500 per liter. Harga Pertamax Green 95 (RON 95) tidak berubah, tetap Rp13.150 per liter.
Baca juga: UMKM binaan Pertamina raih transaksi Rp4,5 miliar di Belanda
Dexlite kini dijual seharga Rp13.400 per liter, naik dari Rp13.050 per liter, dan Pertamina DEX naik menjadi Rp13.800 per liter dari Rp13.440 per liter pada bulan lalu. Di sisi lain, harga BBM bersubsidi seperti Pertalite tetap Rp10.000 per liter, dan Bio Solar masih dibanderol Rp6.800 per liter tanpa adanya perubahan.
Di sisi lain, Shell juga melakukan penyesuaian harga pada seluruh produk BBM nya, kecuali Shell Super (RON 92), yang tetap dijual dengan harga Rp12.290 per liter seperti bulan sebelumnya. Sementara itu, harga Shell V-Power (RON 95) naik menjadi Rp13.340 per liter dari sebelumnya Rp13.310 per liter.
Produk lainnya, seperti Shell V-Power Diesel (CN 51), mengalami kenaikan menjadi Rp13.900 per liter dari Rp13.510 per liter. Shell V-Power Nitro+ (RON 98) juga naik tipis menjadi Rp13.570 per liter dari sebelumnya Rp13.540 per liter, dan Shell Diesel Extra (CN 53) naik menjadi Rp13.610 per liter dari Rp13.170 per liter pada bulan lalu.
Baca juga: Pertamina: Pertamax diuji Lemigas-LAPI ITB, tidak sebabkan mobil rusak
Komparasi harga BBM Pertamina dan Shell
Harga BBM Pertamina
Pertamina, sebagai perusahaan pelat merah, mengumumkan penyesuaian harga untuk beberapa jenis BBM sebagai berikut
– Pertamax: Rp 12.100 per liter
– Pertamax Turbo: Rp 13.550 per liter
– Pertamax Green 95: Rp 13.150 per liter
– Dexlite: Rp 13.400 per liter
– Pertamina DEX: Rp 13.800 per liter
– Pertalite (subsidi): Rp 10.000 per liter
– Bio Solar (subsidi): Rp 6.800 per liter
Harga BBM Shell
Sementara itu, Shell Indonesia juga melakukan revisi harga BBM pada hari yang sama. Berikut adalah daftar harga BBM Shell:
– Shell Super Rp 12.290 per liter
– Shell V-Power Rp 13.340 per liter
– Shell V-Power Diesel Rp 13.900 per liter
– Shell V-power Nitro+ (RON 98) Rp 13.570 per liter
– Shell Diesel Extra (CN 53) Rp 13.610 per liter untuk Jawa Timur.
Baca juga: Pengamat apresiasi Pertamina sidak SPBU pastikan layanan Nataru baik
Baca juga: Lemigas: Kualitas Pertamax penuhi spesifikasi teknis Ditjen Migas
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2024