by admin admin No Comments

Unik, Negara Arab Ini Bakal Pakai AI untuk Merancang Undang-Undang

Jakarta, CNBC Indonesia – Uni Emirat Arab (UEA) akan menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk menulis dan mengatur undang-undang (UU) di negara Teluk tersebut. UEA akan menjadi negara petama dalam komunitas internasional yang menggunakan AI untuk hal tersebut.

Melansir Middle East Monitor (MEMO) pada Kamis (24/4/2025), para menteri di UEA pekan lalu telah menyetujui pembentukan Kantor Intelijen Regulasi, badan kabinet baru yang dimaksudkan untuk mengawasi penggunaan AI dalam pembuatan undang-undang baru dan reformasi undang-undang saat ini.

“Sistem legislatif baru ini, yang didukung oleh kecerdasan buatan, akan mengubah cara pembuatan undang-undang, membuat prosesnya lebih cepat dan lebih akurat,” demikian pernyataan Perdana Menteri Emirat Sheikh Mohammed bin Rashid al Maktoum.

Penggunaan AI dalam pemerintahan sendiri bertujuan untuk melacak bagaimana undang-undang memengaruhi populasi dan ekonomi negara, otoritas dilaporkan akan membuat basis data besar undang-undang federal dan lokal, yang disusun bersama data sektor publik termasuk putusan pengadilan dan layanan pemerintah.

Seperti yang dikatakan Sheikh Mohammad, sistem AI kemudian akan “secara teratur menyarankan pembaruan undang-undang kita”.

Keputusan tersebut kabarnya diharapkan dapat mempercepat proses legislasi negara Teluk tersebut hingga 70%. Ini juga akan memungkinkan AI untuk mengantisipasi perubahan hukum yang diperlukan, sehingga berpotensi menghemat biaya yang biasanya dibayarkan pemerintah kepada firma hukum untuk meninjau undang-undang.

Di sisi lain, para kritikus menyuarakan kekhawatiran atas etika dan kepraktisan keputusan tersebut. Mereka menyoroti risiko signifikan yang terkait dengan penerapan teknologi tersebut dalam pembuatan undang-undang, termasuk ketidakakuratan dan perbedaan interpretasi hukum oleh AI seperti halnya manusia.

(tfa/tfa)


Next Article AS & UEA Siapkan Jurus Rahasia Jauhkan Negara Arab Ini dari Iran

by admin admin No Comments

Warga China Ketahuan Menjual Barang Tiruan Peralatan Militer ke Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia – Warga negara China tertangkap menyelundupkan peralatan militer Rusia ke luar negeri sebelum menjual kembali barang tiruan tersebut ke Rusia. Hal ini dilaporkan oleh surat kabar Rusia, Izvestia.

Dalam laporan itu, mengutip pejabat bea cukai, barang-barang tersebut termasuk rompi antipeluru dan seragam yang telah direkayasa ulang dan direproduksi dengan bahan yang kualitasnya lebih rendah.

Ruslan Shapiev, kepala kontraktor pertahanan Rusia RUSARM, mengaitkan lonjakan ekspor ilegal dengan meningkatnya permintaan barang-barang palsu dan perbedaan harga antarnegara.

“Tidak ada yang salah dengan helm [China], tetapi pelindung tubuh mereka dipertanyakan. Desain dan ergonominya masih jauh dari harapan. Peralatan Rusia lebih mahal tetapi lebih baik, dan orang-orang akan selalu memilih kualitas,” kata Shapiev, seperti dikutip Newsweek, Rabu (23/4/2025).

Pasar barang-barang militer jenuh karena perdagangan internasional dan celah-celah pos, kata Shapiev. Peralatan dan seragam tiruan China yang lebih murah juga ditemukan dalam kepemilikan pasukan Ukraina, sehingga ini menunjukkan barang-barang tersebut mengalir ke kedua belah pihak yang berkonflik.

“China memandang Rusia sebagai negara dengan pengalaman militer yang mendalam. Mereka mengamati segalanya-peralatan kami, proses kami. Seragam Rusia yang ada di pasaran saat ini dapat menyaingi atau melampaui model asing,” katanya.

Awal bulan ini, seorang pria China berusia 25 tahun ditangkap di Moskow setelah penegak hukum menyita dua rompi taktis yang coba ia kirim pulang melalui pos.

Sementara seorang mahasiswa lainnya ditahan pada Desember setelah ditemukan membawa pelindung tubuh, pelat baja, selongsong peluru, dan peralatan lainnya di asrama universitasnya. Pria itu mengklaim bahwa ia telah membeli perlengkapan tersebut melalui iklan daring.

Pengiriman barang-barang dengan fungsi ganda lintas batas meningkat pesat setelah dimulainya perang Rusia-Ukraina, yang mendorong Moskow untuk memberlakukan larangan ekspor produk-produk dengan aplikasi militer. Pembatasan tersebut dapat dikenakan tuntutan pidana hingga tujuh tahun penjara.

(tfa/tfa)


Next Article Bukan AS, Rusia ‘Diam-Diam’ Pukul China dengan Tarif Impor Baru

by admin admin No Comments

Warga China Ketahuan Menjual Barang Tiruan Peralatan Militer ke Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia – Warga negara China tertangkap menyelundupkan peralatan militer Rusia ke luar negeri sebelum menjual kembali barang tiruan tersebut ke Rusia. Hal ini dilaporkan oleh surat kabar Rusia, Izvestia.

Dalam laporan itu, mengutip pejabat bea cukai, barang-barang tersebut termasuk rompi antipeluru dan seragam yang telah direkayasa ulang dan direproduksi dengan bahan yang kualitasnya lebih rendah.

Ruslan Shapiev, kepala kontraktor pertahanan Rusia RUSARM, mengaitkan lonjakan ekspor ilegal dengan meningkatnya permintaan barang-barang palsu dan perbedaan harga antarnegara.

“Tidak ada yang salah dengan helm [China], tetapi pelindung tubuh mereka dipertanyakan. Desain dan ergonominya masih jauh dari harapan. Peralatan Rusia lebih mahal tetapi lebih baik, dan orang-orang akan selalu memilih kualitas,” kata Shapiev, seperti dikutip Newsweek, Rabu (23/4/2025).

Pasar barang-barang militer jenuh karena perdagangan internasional dan celah-celah pos, kata Shapiev. Peralatan dan seragam tiruan China yang lebih murah juga ditemukan dalam kepemilikan pasukan Ukraina, sehingga ini menunjukkan barang-barang tersebut mengalir ke kedua belah pihak yang berkonflik.

“China memandang Rusia sebagai negara dengan pengalaman militer yang mendalam. Mereka mengamati segalanya-peralatan kami, proses kami. Seragam Rusia yang ada di pasaran saat ini dapat menyaingi atau melampaui model asing,” katanya.

Awal bulan ini, seorang pria China berusia 25 tahun ditangkap di Moskow setelah penegak hukum menyita dua rompi taktis yang coba ia kirim pulang melalui pos.

Sementara seorang mahasiswa lainnya ditahan pada Desember setelah ditemukan membawa pelindung tubuh, pelat baja, selongsong peluru, dan peralatan lainnya di asrama universitasnya. Pria itu mengklaim bahwa ia telah membeli perlengkapan tersebut melalui iklan daring.

Pengiriman barang-barang dengan fungsi ganda lintas batas meningkat pesat setelah dimulainya perang Rusia-Ukraina, yang mendorong Moskow untuk memberlakukan larangan ekspor produk-produk dengan aplikasi militer. Pembatasan tersebut dapat dikenakan tuntutan pidana hingga tujuh tahun penjara.

(tfa/tfa)


Next Article Bukan AS, Rusia ‘Diam-Diam’ Pukul China dengan Tarif Impor Baru

by admin admin No Comments

Prabowo soal Perkembangan Negosiasi Tarif Trump: Saya Tunggu Laporan Pak Airlangga

TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengatakan masih menunggu laporan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelum membahas tarif impor Amerika Serikat.

“Ini saya belum ketemu Pak Airlangga. Saya enggak tahu jam berapa dia dateng, saya nunggu laporan beliau,” kata Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 22 April 2025.

Sehari sebelumnya Menteri Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Istana Kepresidenan Prasetyo Hadi mengatakan ada sisi positif dari negosiasi atas tarif Trump ke Indonesia. Menurut Prasetyo, tarif impor ini justru membuka peluang bagi Indonesia untuk mencari pasar baru selain Amerika Serikat.

“Itu juga berdampak positif terhadap kita sendiri. Bahwa kemudian ada hal-hal yang perlu harus kita benahi baik dari sisi regulasi, kemudian dari sisi industri-industri kita, termasuk mencari pasar-pasar baru, bukan hanya Amerika,” kata Prasetyo di Istana Kepresidenan, Jakarta, 21 April 2025. 

Kendati demikian, Prasetyo menuturkan Istana masih menunggu hasil negosiasi antara pemerintah RI dan Amerika Serikat.

“Terus-menerus kita saling berkoordinasi untuk mengantisipasi dan mengupdate hasil negosiasi-negosiasi,” ucapnya.

Pemerintah mengirim tim negosiasi ke Washington DC untuk berunding soal penetapan tarif impor Donald Trump untuk Indonesia sebesar 32 persen. Tim yang dipimpin Airlangga ini sepakat dengan pemerintah AS untuk menyelesaikan perundingan dalam waktu dua bulan. 

“Indonesia dan Amerika Serikat bersepakat untuk menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari,” ucap Airlangga dalam konferensi pers yang digelar daring Jumat pagi, 18 April 2025.

Airlangga didampingi dua anggota tim, yakni Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu. Menurut dia, pemerintah dari kedua negara sudah menyusun dan menyepakati kerangka atau framework acuan perjanjian kerja sama.

 
Ilona Estherina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
by admin admin No Comments

Prabowo soal Perkembangan Negosiasi Tarif Trump: Saya Tunggu Laporan Pak Airlangga

TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengatakan masih menunggu laporan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelum membahas tarif impor Amerika Serikat.

“Ini saya belum ketemu Pak Airlangga. Saya enggak tahu jam berapa dia dateng, saya nunggu laporan beliau,” kata Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 22 April 2025.

Sehari sebelumnya Menteri Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Istana Kepresidenan Prasetyo Hadi mengatakan ada sisi positif dari negosiasi atas tarif Trump ke Indonesia. Menurut Prasetyo, tarif impor ini justru membuka peluang bagi Indonesia untuk mencari pasar baru selain Amerika Serikat.

“Itu juga berdampak positif terhadap kita sendiri. Bahwa kemudian ada hal-hal yang perlu harus kita benahi baik dari sisi regulasi, kemudian dari sisi industri-industri kita, termasuk mencari pasar-pasar baru, bukan hanya Amerika,” kata Prasetyo di Istana Kepresidenan, Jakarta, 21 April 2025. 

Kendati demikian, Prasetyo menuturkan Istana masih menunggu hasil negosiasi antara pemerintah RI dan Amerika Serikat.

“Terus-menerus kita saling berkoordinasi untuk mengantisipasi dan mengupdate hasil negosiasi-negosiasi,” ucapnya.

Pemerintah mengirim tim negosiasi ke Washington DC untuk berunding soal penetapan tarif impor Donald Trump untuk Indonesia sebesar 32 persen. Tim yang dipimpin Airlangga ini sepakat dengan pemerintah AS untuk menyelesaikan perundingan dalam waktu dua bulan. 

“Indonesia dan Amerika Serikat bersepakat untuk menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari,” ucap Airlangga dalam konferensi pers yang digelar daring Jumat pagi, 18 April 2025.

Airlangga didampingi dua anggota tim, yakni Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu. Menurut dia, pemerintah dari kedua negara sudah menyusun dan menyepakati kerangka atau framework acuan perjanjian kerja sama.

 
Ilona Estherina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.