by admin admin No Comments

Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan, lebih dari 55% wilayah Zona Musim Indonesia (ZOM) memasuki puncak musim hujan pada periode bulan Januari-Februari 2024.

Disebutkan, ada sejumlah dinamika atmosfer di wilayah Indonesia yang memicu potensi cuaca signifikan. Kondisi itu terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.

Dinamika iklim dan cuaca tersebut adalah:


– aktivitas Monsun Asia yang masih memicu potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan selatan

– aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah dan timur yang turut memicu peningkatan potensi awan hujan

– terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Selatan termasuk Sumatra, Jawa, dan Kalimantan sebagai dampak dari penguatan angin Monsun Asia.

Dalam keterangan di situs resmi BMKG yang dirilis pada 8 Februari 2024, sejumlah wilayah diperingatkan bakal menghadapi cuaca hujan sedang-lebat pada periode 9-10 Februari 2024.

Daerah-daerah tersebut adalah:

1. Sumatra Barat
2. Jambi
3. Bangka Belitung
4. Sumatra Selatan
5. Bengkulu
6. Lampung
7. Banten
8. DKI Jakarta
9. Jawa Barat
10. Jawa Tengah
11. DI Yogyakarta
12. Jawa Timur
13. Kalimantan Barat
14. Kalimantan Tengah
15. Kalimantan Timur
16. Kalimantan Utara
17. Kalimantan Selatan
18. Sulawesi Utara
19. Gorontalo
20. Sulawesi Tengah
21. Sulawesi Barat
22. Sulawesi Selatan
23. Sulawesi Tenggara
24. Maluku Utara
25. Papua Barat
26. Papua.

Tips dari BMKG

Untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang signifikan dan ekstrem, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, pihaknya telah menempatkan 1 unit Mobile Weather Radar di Stasiun Meteorologi Kertajati sejak tanggal 31 Januari 2024.

Alat itu akan memantau perkembangan cuaca secara terkini di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. Resolusi spasial data radar cuaca yang dihasilkan dari mobil radar tersebut mencapai 250 meter dengan resolusi temporal data sekitar 05-10 menit.

Sementara itu cakupan areanya hingga 120 km yang meliputi wilayah Bandung, Subang, Cirebon, Sumedang, Tasikmalaya, Banjar, Tegal, Indramayu, Kuningan dan Purwakarta.

“Mobile Radar BMKG ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan Aerodrome Warning bagi pesawat yang akan take off dan landing di Bandara Kertajati,” ujarnya.

Selain itu, produk Citra Radar yang dihasilkan dapat digunakan untuk meningkatkan layanan informasi peringatan dini cuaca ekstrem, khususnya di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.

Guswanto juga merekomendasikan 5 tips mengantisipasi cuaca ekstrem, yaitu:

– memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan

– melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif

– melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang, serta papan reklame/baliho agar tidak roboh tertiup angin kencang

– lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiap-siagaan antisipasi bencana hidrometeorologi

– terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia, melalui berbagai platform media BMKG.

[Gambas:Video CNBC]


(dce/dce)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *