by admin admin No Comments

Video: Harta Kekayaan Bos LVMH Menguap Rp 815,4 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia – Kekayaan Bos LVMH Bernard Arnault kini bergeser menjadi posisi ke lima karena kekayaannya menyusut. Dilansir dari Business Insider, kekayaan Bernard menyusut US$ 54 miliar atau Rp 815,4 triliun. Berdasarkan Forbes, kini kekayaannya tersisa US$ 174,2 miliar atau Rp 2.630,42 T triliun sehingga menempatkannya di posisi kelima di bawah CEO Meta Mark Zuckerberg.

Selengkapnya dalam program Power Lunch CNBC Indonesia (Jumat, 20/09/2024) berikut ini.

by admin admin No Comments

Kahf Hadirkan Kelas Inspiratif Lewat Gelaran Kahforward 2024

Konferensi pers Kahforward 2024 bertema Langkah Berdampak. Foto: Dok: Kahf
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green

kumparan Hadir di WhatsApp Channel

ADVERTISEMENT
Billy Dharmawan, Brand Manager Kahf. Foto: Dok: Kahf
ADVERTISEMENT

Keseruan yang akan hadir di Kahforward 2024

Konferensi pers Kahforward 2024 bertema Langkah Berdampak. Foto: Dok: Kahf
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
by admin admin No Comments

BI Rate Dipangkas, Saham BTN (BBTN) Melesat

INFO BISNIS – Harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) makin moncer setelah Bank Indonesia (BI) menetapkan pemangkasan suku bunga sebanyak 25 bps menjadi 6 persen pada rapat dewan gubernur Rabu, 18 September 2024.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kenaikan saham BBTN sebanyak Rp 40 (2,77 persen) menjadi Rp 1.485 dengan net buy pemodal asing Rp 5,54 miliar. Rentang pergerakan harga saham BBTN Rp 1.445-1.495. Kenaikan tersebut menjadikan total penguatan saham BBTN sepanjang September 2024, saham BBTN telah menguat sebanyak 5,31 persen dari level akhir Agustus Rp 1.410 menjadi Rp 1.485 dengan net buy senilai Rp 50,18 miliar.  

Head of Research & Strategy JP Morgan Indonesia Henry Wibowo sebelumnya menyebutkan bahwa BI berpotensi memangkas BI Rate sebanyak 50 bps sepanjang September-Desember tahun ini. Penurunan tersebut akan berimbas positif terhadap saham sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti saham bank, khususnya bank yang fokus menawarkan kredit properti dan otomotif.

“Saham-saham bank juga diyakini akan memperoleh manfaat terbesar dari peningkatan likuiditas dan arus modal setelah terjadi pemangkasan tingkat suku bunga. Pemodal akan mulai berinvestasi pada saham perbankan, karena 60 persen dari komposisi IHSG BEI diisi saham sektor tersebut,” kata Henry.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis menyebutkan, ada  beberapa isu yang bisa menopang performa keuangan dan saham BBTN. Di antaranya, akuisisi bank syariah dengan tujuan pembentukan bank syariah.

Scroll Untuk Melanjutkan

Dirinya mengatakan, perseroan tengah bernegosiasi dengan mitra strategis untuk penguatan unit bisnis syariah perseroan. Sejumlah diskusi telah dilakukan, termasuk dengan PP Muhammadiyah, yang bisa menjadi salah satu pemegang saham di bank syariah yang akan dibentuk.

Sentimen positif lainnya, terang Victor Stefano dan Naura Reyhan, datang dari rencana penjualan asset-aset bermasalah yang kemungkinan direalisasikan pada Oktober atau awal November 2024. Penjualan aset bermasalah tersebut diharapkan membuat rasio kredit bermasalah (NPL) perseroan turun sebanyak 50 bps.

Sedangkan sentimen positif terhadap kinerja keuangan dan saham BBTN datang dari rencana kebijakan pemerintah, seperti penambahan jumlah rumah bersubsidi sebanyak 34 ribu menjadi 200 ribu unit sampai akhir tahun.

Rencana pemerintahan baru untuk mendongkrak segmen properti dengan pembangunan sebanyak tiga juta unit rumah per tahun dan mengubah skema subsidi pembelian properti. (*)

by admin admin No Comments

Hari Kereta Api Indonesia, sejarah dan tujuannya

Jakarta (ANTARA) –

Setiap tanggal 28 September, Indonesia memperingati Hari Kereta Api. Momen ini tidak hanya merayakan keberadaan moda transportasi kereta api, tetapi juga mengingat sejarah panjang dan pentingnya kereta api bagi perkembangan infrastruktur dan ekonomi negara.

 

Hari Kereta Api Indonesia merupakan peringatan penting yang menandai awal operasional kereta api di tanah air pada tahun 1867. Lantas, seperti apa perjalanan sejarah perkeretaapian di Indonesia? Berikut adalah ulasan mengenai sejarah perkeretaapian di Indonesia.

Sejarah hari Kereta Api Indonesia

 

Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai dengan pembangunan jalur kereta api pertama, Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta), pada 17 Juni 1864 oleh Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Pemerintah Belanda juga berkontribusi melalui Staats Spoorwegen (SS) pada 8 April 1875 dengan rute Surabaya-Pasuruan-Malang.

 

Proyek tersebut bertujuan untuk meningkatkan mobilitas masyarakat dan mendukung ekonomi. Sejak itu, jaringan kereta api berkembang pesat di Pulau Jawa dan Sumatera, menjadi moda transportasi favorit berkat efisiensinya dalam mengangkut penumpang dan barang.

Pada tahun 1942, Jepang mengambil alih pemerintahan kolonial Belanda, mengendalikan perkeretaapian Indonesia. Selama penjajahan Jepang, operasional kereta api diarahkan untuk kepentingan perang.

Di antara proyek yang dibangun adalah jalur Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru, yang berfungsi mengangkut hasil tambang batu bara untuk mendukung mesin perang Jepang.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang dilakukan.

Puncaknya terjadi pada 28 September 1945, saat pengambilalihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung, yang kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia, menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI).

Ketika Belanda kembali pada 1946, mereka membentuk perkeretaapian baru bernama Staats Sporwegen (SS), yang merupakan perusahaan kereta api swasta lainnya.

Berdasarkan perjanjian damai Konferensi Meja Bundar (KMB) pada Desember 1949, aset-aset milik pemerintah kolonial Belanda dialihkan, yang kemudian menggabungkan DKARI dan SS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) pada tahun 1950.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan dan berdirinya DKARI pada 28 September 1945, masih ada beberapa perusahaan kereta api swasta yang tergabung dalam SS di Pulau Jawa dan DSM di Sumatera Utara yang ingin beroperasi di Indonesia.

Saat berusaha kembali menguasai Indonesia, pemerintah kolonial Belanda berupaya mendapatkan kembali perusahaan-perusahaan ini untuk mengelola perkeretaapian di Jawa, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.

Pada awal era kemerdekaan, kereta api tetap berfungsi sebagai sarana transportasi meskipun operasionalnya terhambat akibat perang mempertahankan kemerdekaan antara tahun 1945-1950. Kendala utama adalah kerusakan fasilitas akibat Perang Dunia II dan pembongkaran rel oleh Jepang untuk membangun jalur di Burma.

Pada tahun 1950 menandai kebangkitan perkeretaapian di Indonesia setelah mendapat pengakuan kedaulatan dari Belanda, yang membawa stabilitas domestik.

Di Sumatera Barat, transportasi kereta api kembali normal, mengulang kejayaan era kolonial. Pada tahun itu, kereta api berfungsi lagi sebagai sarana transportasi massal dan barang.

Kebangkitan perusahaan dimulai dengan mendatangkan lokomotif diesel. Antara 1957-1967, sekitar 250 lokomotif diesel menggantikan lokomotif uap di lintasan utama seperti Padang, Pariaman, dan Solok.

Pengadaan ini berlangsung bersamaan dengan perubahan nama dari DKA-RI menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) pada 1963.

Kemudian, pada 15 September 1971, PNKA diubah menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Selanjutnya, pada 2 Januari 1991, PJKA kembali berubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka). Pada tahun 1999, Perumka diganti menjadi PT Kereta Api (KA Persero), dan pada 2010, namanya diubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (KAI).

 

Dengan demikian, setiap tanggal 28 September kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Nasional, untuk mengenang aksi patriotik buruh kereta api dalam pengambilalihan kekuasaan perkeretaapian Indonesia dari Jepang.

 

Tujuan perayaan hari Kereta Api Indonesia

Hari Kereta Api ditetapkan oleh pemerintah sebagai momen untuk mengenang jasa dan peran penting kereta api dalam pembangunan bangsa.

Tujuan utama dari perayaan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya transportasi kereta api dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, peringatan ini juga diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk beralih ke moda transportasi yang lebih ramah lingkungan, mengingat kereta api memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan kendaraan pribadi.

Melalui perayaan Hari Kereta Api, diharapkan masyarakat semakin menghargai dan memanfaatkan transportasi kereta api secara optimal. Selain itu, perayaan ini juga berfungsi untuk mempromosikan kereta api sebagai alternatif menarik bagi wisatawan yang ingin menjelajahi berbagai destinasi di Indonesia.

   

Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024

by admin admin No Comments

10 daerah penghasil beras terbanyak di Indonesia

Jakarta (ANTARA) – Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki konsumsi beras per kapita sebesar 81,23 persen menurut Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian pada 2023.

Produksi beras di Indonesia tersebar di berbagai provinsi, namun, ada beberapa daerah yang menjadi penghasil beras terbesar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per 2022, berikut adalah sepuluh daerah penghasil beras terbesar di Indonesia:

1. Jawa Timur: 5.500.801,88 ton

Sebagai provinsi terbesar di Indonesia, Jawa Timur memimpin dalam produksi beras. Faktor pendukungnya adalah luas lahan pertanian yang besar dan banyaknya petani modern yang membuat pertanian di wilayah tersebut cukup maju.

2. Jawa Barat: 5.447.806,31 ton

Jawa Barat terkenal dengan hamparan sawahnya, terutama di daerah Karawang yang sering disebut sebagai “lumbung padi” nasional. Provinsi itu menempati urutan kedua dalam produksi beras nasional.

3. Jawa Tengah: 5.380.509,51 ton

Posisi ketiga ditempati oleh Jawa Tengah yang memiliki lahan pertanian subur dan luas. Cilacap, Grobogan, Demak dan Pati menjadi tiga besar kabupaten yang banyak menghasilkan beras di Jawa Tengah.

4. Sulawesi Selatan: 3.075.859,99 ton

Sulawesi Selatan merupakan penghasil beras terbesar di luar Pulau Jawa, dengan Kabupaten Wajo dan Bone menjadi tempat yang paling banyak menghasilkan beras.

5. Sumatera Selatan: 1.593.597,70 ton

Provinsi itu memiliki lahan persawahan yang luas. Daerah Ogan Komering Ulur Timur dan Banyuasin memberikan kontribusi besar pada produksi beras di Sumatera Selatan.

6. Lampung: 1.545.296,21 ton

Lampung juga menjadi salah satu provinsi dengan produksi beras yang signifikan, didukung oleh wilayah pertanian yang cukup luas dan subur.

7. Sumatera Utara: 1.198.045,75 ton

Sumatera Utara, terutama daerah Deli Serdang dan Serdang Bedagai, menjadi salah satu provinsi yang banyak memproduksi beras di Indonesia.

8. Banten: 1.018.653,08 ton

Meskipun kecil secara luas wilayah dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa, Banten tetap mampu memberikan kontribusi besar terhadap produksi beras nasional.

9. Aceh: 869.572,00 ton

Aceh memiliki wilayah pertanian yang cukup luas, dengan daerah Pidie dan Aceh Utara sebagai penghasil utama beras di provinsi ini.

10. Nusa Tenggara Barat (NTB): 827.524,88 ton

NTB dikenal sebagai salah satu provinsi yang memanfaatkan sistem irigasi dengan baik terutama di daerah Lombok, yang berperan penting dalam produksi berasnya.

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024